Selamat Datang di Blog teriakan angin karena tidak ada teriakan yang paling kencang kecuali teriakan angin dan selamat menikmati hidangan-hidangan yang telah disajikan.

Senin, 16 Agustus 2010

cerpen

Teman Abadi

Tumpukan kertas menggunung disamping lemari itu, entah berapa banyak kertas yang telah dihabiskan Rizal untuk menulis surat yang akan dia berikan kepada temannya, yang baru-baru ini meninggalkannya. Suasana kamarnya begitu hening, sunyi tak ada suara apapun kecuali suara detikan jam yang selalu berputar dan suara print yang kadang-kadang mencetak lembaran-lembaran suratnya. Kamar itu tak karuan berantakan, semuanya acak-acakkan, dipinggir lemari tumpukan kertas yang menggunung, diatas kasur tumpukan kertas putih yang belum masuk kelubang printer juga berserakan tak karuan serta tinta print yang berceceran diatas lantai sampai-sampai lantai yang berwarna putih akn menjadi hitam.

Didepan kasur sebuah laptop yang tak pernah mati dan terbuka sebuah aplikasi MS Word yang penuh dengan tulisan, dan disebelah kiri laptop sebuah printer berwarna hitam yang kadang-kadang mencetak lembar demi lembar dan selalu dibuang, entah kurang kata-katanya atau kurang bagus. Disamping kanan kasur yang berukuran 2x3 meter seorang lelaki tertidur pulas yang memakai kaos hitam dan celana hitam yang baunya tak karuan, didepannya terlihat sepuluh botol bir yang tergeletak menemaninya menulis suratnya dan juga kulit kacang yang berserakan hampir tersebar disemua lantai kamarnya.

Kamar itu dulunya adalah kamar yang bersih, indah, nyaman dan sekarang kamar itu berubah 180 derajat menjadi kamar yang kumuh, kotor seperti kapal pecah atau kandang kambing yang tak pernah dibersihkan pemiliknya. Hidup Rizal kini seperti orang yang lupa pada dirinya sendiri, yang tak pernah memikirkan makan, mandi bahkan keluarganya yang selalu khawatir akan keadaannya yang semakin hari semaki parah tak pernah dia gubris kata-kata keluarganya, yang memintanya untuk kembali semula dan memperbaiki hidupnya

Entah berapa lama hidup Rizal menggelantung, dan sekarang yang berada dalam otak Rizal hanya membuat sebuah surat untuk temannya, dan setelah jadi dia akan memberikannya juga meminta maaf karena dia tak pernah menduga akan terjadi semuanya. Dia tak pernah keluar rumah untuk menyapa teman-temannya, tetangganya karena dia adalah pemuda yang ramah akrab dengan siapa saja dan tak pernah membeda-bedakan orang, yang kaya atau miskin dia anggap sama saja hanya sesekali keluar rumah itupun untuk membeli bir yang akan selalu menemaninya saat membuat surat, ribuan SMS dari teman-temannya, paman, bibi, kelurganaya yang lain tak pernah dia gubris, sampai temannya pernah suatu kali menjenguknya tapi dia usir dan orang tuanya juga kuwalahan menghadapi sikapnya yang semakin hari semakin buruk. Teman-temanya semuanya prihatin dan hanya bisa berdoa kepada Tuhan semoga Rizal cepat sembuh dari sakitnya. Rizal dulunya adalah seorang yang baik hati, ramah, santai, suka becanda dan tak pernah mempunyai masalah dengan teman-temannya, tapi sekarang dia menjadi seorang yang pendiam, pemabuk berat, keras kepala, dia berubah hampir 360 derajat.

Rizal masih terdaftar mahasiswa jurusan ekonomi semester akhir disebuah universitas terkemuka dikota B, tetapi dia tak dapat meneruskan kuliahnya yang tinggal sejengkal, karena sebuah kejadian yang tak pernah dia lupakan seumur hidupnya dan yang membuatnya berubah sekian derajat, yaitu ketika dia saat melamar seorang wanita yang bernama Fitri, dia dan Fitri sudah sejak dulu saling mencintai dan menjadi teman akrabsejak SMP, tapi mereka belum meresmikan hubungan mereka menjadi sepasang kekasih, mereka berjanji saat keduanya selesai tugas akhir kuliah akan bertunangan dan menikah setelah lulus dari perguruan tinggi.

Saat itu Rizal bersama kedua orang tuanya melamar Fitri, saat itu juga Rizal menyatakan kalau akan melamar Fitri untuk dijadikan permaisuri dalam hidupnya, dan seketika itu jawaban Fitri menerima dan Fitri meminta tunangannya sekalian acara resepsi pernikahannya dan pastinya setelah mereka berdua lulus saja, Rizal dan keluarganya setuju. Setelah acara kesepakatan itu Rizal mengajak Fitri keluar rumah untuk ngobrol-ngobrol ditaman seberang rumah Fitri yang mewati jalan raya yang lumayan ramai, lalu mereka berdua keluar dan melewati jalan yang lumayan ramai itu dengan hati-hati, setelah sampai ditaman mereka asyik mengobrol entah gombalan apa yang dikeluarkan oleh Rizal untuk calon istrinya dan mereka mrencanakan prosesi pernikahannya yang mungkin tinggal beberapa bulan lagi mereka lulus dan menikah.

“ Fit” tukas Rizal.

“ apa mas ?”, jawab Fitri denagn senyuman.

“ perasaanmu sekarang gimana?” tanya Rizal

“ sekarang aku sangat bahagia….mas, dan kamu sediri?”

“ aku juga bahagia nggak terasa kita akan lulus dan menikah dan mempunyai anak yang imut-imut seperti ibunya” canda Rizal pada Fitri dan Fitri pun tersenyum manja,

“ aku akan mengabdi padamu sepenuh jiwa”

“ dan aku akan menjadi pelingdungmu selama-lamanya, kita besok enak nya punya anak berapa ya…”

“ tigalah mas itu sudah cukup” jawab Fitri

“ kuranglah kalau tiga, mendingan kita memiliki anak dua puluh atau berapa biar ramai”, dan Fitri pun tertawa

“ masak sampai dua puluh nggak sekalian lima puluh atau seratus” tambah Fitri

“ nggak pa-pa kalau kamu sanggup seratus pun aku sanggu mengurusinya”

“ bener mas….”

“ ya… tapi ngurusi dari jauh yang memandikan tetapa kamu semuanya tetap kamu…… nggak hanya bercanda kok…. Kita akan selamanya bersatu dan saling membantu sampai punya cucu”

“ya…… kita akan selamanya bersama….”

selang beberapa lama Rizal dapat SMS dari Ibunya kalau mereka akan pulang dan disuruh cepat kembali kerumahnya Fitri, tak lama kemudian Rizal dan Fitri pun kembali tapi pada saat itu jalan ramai sekali karena ada pawai dan mereka harus menunggu cukup lama setelah pawai selesai mereka cepat-cepat menyeberangi jalan yang lumayan lebar, ditengah jalan tak terduga ada mobil sedan yang berkecepatan tinggi dan mereka berdua berusaha untuk cepat-cepat sampai diseberang, tapi saat itu Fitri jatuh saat berlari menyeberang dan sekilat petir menyambar Fitri langsung tertabrak mobil tersebut sampai terlempar jauh dan mengenai pohon seketika pendarahan hebat terjadi pada Fitri dan seketika itu pula Fitri tewas ditempat, sekelilingnya menjerit histeris saat melihat kejadian tersebut dan Rizal shok langsung pingsan, Rizal langsung digotong menuju kerumah Fitri dan orang yang menghantarkan Rizal kerumah Fitri mengabarkan kalau Fitri tewas ditempat dan sekarang baru dievakuasi Polisi, orang tua Fitri seketika juga shok berat, mereka tak menduga kalau sampai anaknya meninggal secepat itu dan matinya tragis ditabarak mobil. Setelah kejadian itulah Rizal tak terima dengan semua yang terjadi dan pula kejadian tersebut merenggut nyawa calon istrinya atau temannya yang selalu dia sayangi, dan mereka sebentar lagi lulus dan menikah, pada saat itulah kepribadian Rizal berubah drastis.

Setelah kejadian tragis itu dia mulai memunculkan kepribadian yang prustasi dan tak sanggup lagi untuk hidup merana karena telah kehilangan seseorang yang akan memasuki hidupnya, api kandas semuanya dan dia tak lama kemudian dimasukkan dipanti rehabilitasi untuk membangkitkan kepercayaan hidupnya kembali, tetapi dia tak ujung sembuh dan tambah parah mentalnya, akhirnya dia meminta pada keluarganya untuk pulang kerumah saja, dirumah dia menjadi pemabuk berat dan sering marah pada siapa saja dan apa saja yang dia inginkan dan dia ingin berusaha membuat sepucuk surat untuk calon istrinya atau teman abadinya, yang tak akan pernah menjadi istrinya tetapi menjadi teman abadinya selama-lamanya.



Yogyakarta, 2010