Selamat Datang di Blog teriakan angin karena tidak ada teriakan yang paling kencang kecuali teriakan angin dan selamat menikmati hidangan-hidangan yang telah disajikan.

Kamis, 07 Oktober 2010

cerpen

Aku, Kau dan surat Ayahku

Malam yang dingin serasa menusuk kalbu tersirat hembusan angin sepoi-sepoi, aku duduk dibawah jendela sambil menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang bertaburan diangkasa dengan penuh pesonanya terasa membuat diriku tertegun memandang indahnya ciptaan Tuhan.

Malam mulai merajuk dan hanyut dibumi pertiwi detak jarum jam juga suara jangkrik terdengar begitu keras, malam yang membuatku berdegup-degup seakan-akan jantung ini ingin keluar dari tempatnya, sekitar pukul 23.00 WIB aku teduduk di sebuah bangku kayu warisan kakekku yang sudah lusuh tak pernah dibersihkan, aku melamun membayangkan seorang yang ketika bertemunya jantung ini berdetak sangat kencang seorang wanita yang parasnya membuatku bertekuk lutut ketika aku memandangnya apalagi saat dia tersnyum pipinya yang lesung kelihatan sangat mempesona setiap lelaki yang meliriknya.

Aku bergetar untuk mengungkapkan isi hatiku padanya karena ada berbagai alasan yang membuatku berdiri tak berdaya mungkin dengan satu alasan yang membuat begitu berat yaitu sosok wanita yang selaluku idam-idamkan dia tak pernah mengenal bangku sekolahan sedangkan aku pelajar yang setia menaiki sepeda tua untuk pergi ke sekolah dan mencari ilmu setiap hari, mungkin itu hanya perasaan sombong yang selalu menghampiri seorang yang mendapatkan lebih dan aku yakin itu tidak menjadi penghalang kalau aku akan menjadikan orang yang sepesial dalam hidupku setelah orang tuaku sebenarnya perasaan ini sudahku bendung lama semenjak awal ketemu dipasar Bringharjo saat itu dia membantu ibunya untuk berjualan sayuran saat itu aku sedang disuruh Ibuku untuk membelikan sayuran dipasar Bringharjo dan saat itulah aku mulai terpesona oleh kecantikannya saat itu juga aku sering kepasar sebelum pergi ke sekolah hanya ingin memandangnya, lama-kelamaan aku ingin mengetahui dia sedekat mungkin sampai aku bertanya sama penjual disampingnya menanyakan dimana rumahnya, dia anak keberapa sampai aku mengetahui namanya panggilanya Wati nama lengkapnya Sulistyowati dan aku bertanya sama tetangganya kenapa dia nggak sekolah kata tetangganya dia tidak boleh sekolah nanti seperti orang Belanda orangnya pintar-pintar tapi mereka seenaknya saja mengambil hak-hak orang lain dan orang yang tidak salah mereka pukulin dan dari ayahnya katanya nggak usah sekolah natinya juga menjadi petani seperti ayahnya dari itu cintaku semakin membuncah kekuatan cinta yang ada dalam diri ini tak bisa dibendung dan kekuatan cinta yang begitu besar membuat bendungan yang kubangun jebol dan akhirnya aku merencanakan sebuah misi untuk esok hari yaitu sepulang sekolah aku akan menacarinya dan akan kuajak dia pergi ke Tamansari sebuah bangunan tua yang indah ditengah-tengah kota Yogyakarta dan disanalah aku akan menumpahkan semua isi hatiku kalau aku mencintainya.

Seorang wanita yang begitu menawan parasnya yang semangat menjalani hidup penuh perjuangan dan dia tak pernah putus asa dalam kehidupan ini. Tak lama kemudian aku berdiri dan berdoa semoga rencanaku besok sukses, tubuh ini terasa letih dan aku sedikit demi sedikit mencoba merebahkan badanku diatas kasur yang sudah tidak empuk lagi, aku terlelap dan terbang melayang-layang. Saat tertidur pulas aku merasakan kedatangan sesosok yang bertubuh tinggi, besar dan gagah perawakan yang tak asing lagi untukku beliau adalah ayahku dengan senyumannya yang ikhlas yang dihiasi seragam tentara yang selalu beliau pakai saat bertugas, beliau menghampiriku dengan penuh senyumannnya saat aku mau memegangnya beliau langsung hilang entah kemana, beliau adalah sesosok yang paling kukagumi sebagai tentara beliau bisa membagi waktu untuk Negara dan keluarganya, beliau sangat alim dan sopan santunnya diakui oleh teman-temannya dan sayang ayahku telah meninggalkan aku dan ibuku semenjak kejadian janur kuning yang dipimpin Jendral Soedirman beliau tertembak dan seketika .