Jalan Awal
Kemandegan perkembangan sastra kampus akhir-akhir ini bukanlah sebuah keniscayaan. Kita tidak bisa menyudutkan sebuah sistem maupun jalur akademis yang disorientasi untuk menciptakan manusia yang beradab dan berbudaya. Tutur Darmaningtyas yang senada dengan permasalahan tersebut adalah renggangnya hubungan pendidikan dengan kebudayaan pada pasca reformasi sebab kebudayaan telah teralienasi menjadi komoditas.
Sastra yang merupakan bagian dari kebudayaan, kini mulai surut perhatiannya di tingkatan kampus. Orientasi mahasiswa angkatan 2008 – 2011 khususnya di FBS UNY dalam mengenyam pendidikan di kampus sebagian lebih memberatkan pada kelulusan, nilai dan juga ijazah. Proses belajar di luar kampus, diskusi-diskusi sastra sebagai pemantik keterampilan menulis sudah tidak diindahkan lagi. Semangat belajar dan membaca mulai surut, justru bermunculan orang-orang nge-pop, hedon, dan juga individualis.
Di tambah lagi dosen sebagai tenaga pengajar dan pendidik di tingkatan kampus belum mampu membuat program-program yang bertujuan meningkatkan hubungan sosial, membaca dan belajar sastra serta kebudayaan. Berbagai seminar-seminar tentang kebudayaan pun belum mampu menyelesaikan masalah ini. Peningkatan sarana dan prasarana perkuliahan memang pesat akan tetapi tidak diimbangi dengan proses pembudayaan dan perkembangan wacana yang maju. Sehingga gedung-gedung kampus telah menjadi cangkang-cangkang tempurung yang mengurung mahasiswa layaknya “katak dalam tempurung”.
Mengamati fenomena tersebut beberapa kawan-kawan yang tergabung dalam Forum Malam Perjamuan Sastra (FMPS) mencoba untuk membangun kesadaran menulis. Hal ini dilakukan dari dalam individu FMPS maupun dengan mengajak kawan-kawan dari luar. Adapun program yang di rasa penting untung dilakukan adalah pembuatan buku Antologi Puisi.
Buku antologi puisi ini bukanlah sebentuk rasa pamer akan tetapi sebagai ruang mengapresiasi, belajar dan diskusi karya. Harapan dari kawan-kawan dengan adanya buku antologi ini mampu memetakan kembali kawan-kawan yang masih peduli pada sastra sehingga mampu berkegiatan dan belajar secara komunal. Dan buku ini adalah titik awal kami untuk mendorong atau menciptakan passion kawan-kawan terhadap sastra.
blog walker...nice blog, jimbe. Mampir2 ya ke devanni.wordpress.com ato devanmarch.tumblr.com :D
BalasHapusok boz....
BalasHapuskapan2 saya akan mampir dengan rombongan saya,hehehehe